Skip to content

TEATER REALIS & TEATER NON-REALIS

TEATER REALIS

Apakah kalian penyuka film korea? Apa film atau acara TV drama yang anggota keluarga kalian sering tonton? Apakah cara mereka berakting mencerminkan kehidupan sehari-hari? Apakah secara emosi, kadang kadang kalian terlibat secara dalam? Jika jawaban yang kalian berikan adalah ‘ya’, ini artinya kalian menyaksikan jenis drama dan akting berkonsep Realis. Realis berasal dari kata realita artinya kenyataan.
Ciri Teater Realis:

  • Menggambarkan realita atau kehidupan sehari-hari.
  • Alur yang digunakan berputar pada permasalahan dan konflik yang
    sering kita temui sehari-hari.
  • Karakter yang diperankan mewakili karakter yang bisa kita temui
    sehari-hari dengan penamaan yang jelas.
  • Dalam teater realis, sang aktor menggunakan dialog atau monolog.

TEATER NON-REALIS

Konsep ini menyentuh isu kemanusiaan yang terjadi dalam masyarakat. Tujuan akhir adalah untuk menyadarkan penonton tentang masalah atau isu tersebut dan penonton menyaksikannya secara terbuka (bahkan terlibat di dalamnya misalnya ikut mengkomentari sebuah adegan).
Terdapat unsur-unsur realis yang menyertainya, misalnya:
penggambaran tokoh yang berbeda status dan kedudukannya merupakan penggambaran tokoh penguasa dan yang tertindas (karakter ini sangat umum digambarkan). Lalu dijadikan unsur non-realis yaitu Gestur yang digambarkan akan dilebih-lebihkan untuk memberikan kesadaran kepada penonton bahwa mereka sedang menyaksikan bagaimana perbuatan si penguasa terhadap si korban.

Dalam teater non-realis, terdapat penggunaan poster dan narator untuk berhenti sejenak dan mengingatkan kembali penonton akan apa yang terjadi dalam cerita. Penamaan tokoh anonim karena satu karakter mewakili secara keseluruhan. Misal: tokoh anak sekolah, mewakili tokoh anak sekolah secara keseluruhan.

PELOPOR TEATER NON-REALIS

Praktisi Teater yang berasal dari Jerman bernama Bertolt Brecht memelopori pembentukan Teater Non-Realis. Alasan Brecht menciptakan teater Non-Realis ini adalah untuk menggugah kesadaran penonton tentang isu-isu sosial atau kemanusiaan yang terjadi dalam masyarakat.
Pada masa teater Realis, dunia teater ditujukan untuk menghibur emosi penonton dengan isu kehidupan sehari-hari seperti kehidupan rumah tangga dan materi seperti keuangan. Seiring dengan revolusi sosial dan politik, Brecht merasakan bahwa Teater Realis sudah tidak dapat ditampilkan lagi karena situasi dan kondisi masyarakat yang ada.
Ada banyak kepincangan sosial dan penindasan. Brecht ingin menggunakan teater sebagai ajang untuk menyalurkan keresahan dan keprihatinannya atas isu sosial yang terjadi di tengah masyarakat, Tetapi Brecht tentunya masih ingin menghibur penonton dalam Teater sehingga ia menciptakan teknik humor, gerakan-gerakan aneh, sarkasme, propaganda, berbicara langsung kepada penonton, sirkus, dan lai-lain dalam satu kesatuan. Media yang digunakan juga sangat bervariasi seperti lagu, video, puisi. Semuanya ini menyatu dalam konsep Teater Non-realis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://borrowmarmotforester.com/ikk6dgxp6?key=2f06e78c20e057d49e30985f343b0f39 https://borrowmarmotforester.com/vku0xehca5?key=60798e1926f76e1ac3b0e649820b6850 https://pjjpp.com/fullpage.php?section=General&pub=758948&ga=g