Skip to content

TEATER TRADISIONAL

Teater tradisional adalah teater yang berkembang dikalangan rakyat, yaitu suatu bentuk seni pertunjukan yang bersumber dari tradisi masyarakat lingkungannya. Teater tradisional merupakan hasil kreatifitas suatu suku bangsa. Teater tradisional bersumber dari karya sastra lama, atau sastra lisan daerah yang berupa dongeng, hikayat, atau
cerita-cerita daerah lainnya.
Sebagian besar daerah di Indonesia mempunyai kegiatan berteater yang tumbuh dan berkembang secara turun menurun. Kegiatan ini masih bertahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang erat hubungannya dengan budaya agraris (bertani) yang tidak lepas dari unsur-unsur ritual kesuburan, siklus kehidupan maupun hiburan, misalnya untuk memulai menanam padi harus diadakan upacara khusus untuk meminta bantuan leluhur agar padi yang ditanam subur, berkah, dan terjaga dari berbagai gangguan. Juga ketika panen, sebagai ucapan terima kasih maka dilaksanakan upacara panen. Juga peringatan tingkat
tingkat hidup seseorang (kelahiran, khitanan, naik pangkat, status dan kematian dll) selalu ditandai dengan peristiwa-peristiwa teater dengan penampilan berupa tarian, nyanyian maupun cerita, dengan acara, tata
cara yang unik dan menarik.

Ciri-ciri umum teater tradisional menurut Jakob Soemardjo (1997),
diantaranya :

  1. Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng, mitologi atau kehidupan sehari-hari.
  2. Penyajian dengan dialog, tarian dan nyanyianUnsur lawakan selalu muncul
  3. Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan dan dalam satu adegan terdapat dua unsur emosi sekaligus yaitu tertawa dan menangis.
  4. Pertunjukan mempergunakan tetabuhan atau musik tradisional .
  5. Penonton mengikuti pertunjukan secara santai, bahkan terlibat dalam pertunjukan dengan berdialog langsung dengan pemain.
  6. Mempergunakan bahasa daerah.
  7. Tempat Pertunjukan terbuka dalam bentuk arena (dikelilingi penonton)

a). Fungsi Teater Tradisional
Fungsi-fungsi penyelenggaraan kegiatan teater tradisional di tengah masyarakat pendukungnya. Di bawah ini disebutkan secara umum fungsi-fungsi teater tradisional (Soemardjo, 1997) .

  1. Pemanggil kekuatan gaib
  2. Menjemput roh-roh pelindung untuk hadir ditempat terselenggaranya pertunjukan
  3. Memanggil roh-roh baik untuk mengusir roh-roh jahat.
  4. Peringatan pada nenek moyang dengan mempertontonkan kegagahan maupun kepahlawanannya.
  5. Pelengkap upacara sehubungan dengan peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang seperti keberhasilan menempati suatu kedudukan, jabatan kemasyarakatan, jadi kepala suku atau adat.
  6. Pelengkap upacara untuk saat-saat tertentu dalam siklus waktu. Upacara kelahiran, kedewasaan dan kematian.
  7. Sebagai media hiburan. Fungsi hiburan ini yang lebih menonjol dikalangan teater rakyat.

b). Konsep teater tradisional
Salah satu ciri teater tradisonal Indonesia pada umunya adalah tidak menggunakan naskah cerita yang lengkap, cerita yang akan dimainkanhanya di tuturkan dan diceritakan oleh pimpinan rombongan secara garis besarnya saja, dan pemain mengembangkannya secara improvisasi.

Hal ini tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangnya. Kelebihannya adalah memberikan keleluasaan bagi pemain untuk mengembangkan permainan sebebasnya sesuai dengan kemampuan improvisasinya, dan menuntut pemain untuk hapal cerita di luar kepala. Tetapi kelemahannya cerita tidak terkontrol baik waktu maupun batasan dialog tiap peran. Tanpa adanya naskah karya seni yang merupakan ekspresi dan ide seniman tidak dapat terdokumentasikan. Meskipun memainkan teater tradisional sebaiknya menaskahkan ide-ide cerita yang dimainkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://borrowmarmotforester.com/ikk6dgxp6?key=2f06e78c20e057d49e30985f343b0f39 https://borrowmarmotforester.com/vku0xehca5?key=60798e1926f76e1ac3b0e649820b6850 https://pjjpp.com/fullpage.php?section=General&pub=758948&ga=g