Skip to content

denganmu 25 mei, Ismail Marzuki

Dengan mu, 25 Mei dan ISMAIL MARZUKI


Adalah salah satu tokoh yang paling saya kagumi. Beliau adalah tokoh seniman, maestro komposer yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Ismail Marzuki lahir di Kwintang, Senen, Batavia, 11 Mei 1914 – meninggal di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta, 25 Mei 1958 pada umur 44 tahun. Seorang tokoh yang merupakan tokoh hits maker. Lagu-lagunya masih terdengar hingga saat ini, dan tak lekang oleh waktu.


Apa saja karyanya? Tahu? Atau harus googling dulu? Saya pun iya J. Ternyata banyak sekali karyanya, begitu pula dengan perannya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan nasionalismenya. Aryati, Gugur bunga, Rayuan pulau kelapa, Sepasang mata bola, Halo-halo Bandung, Indonesia Pusaka, hanyalah beberapa karyanya yang sering kita nyanyikan hingga saat ini. lagu-lagunya sebagian masuk dalam lagu wajib Naisonal, beberapa menjadi lagu romantis bertema cinta. Lagu cinta bertema LDR sering menjadi pilihan beliau dalam karya lagunya, dan sepertinya sangat mengena pada pendengarnya mungkin juga hingga saat ini. lagu Ismail Marzuki beberapa waktu lalu pernah dibawakan dalam teater/drama bertema cinta dalam masa perjuangan. Sebagai contoh drama musikal interkatif yang diselenggarakan di Jakarta tahun 2015, berjudul “4 wanita surat-surat untuk Aryati” dibawakan dengan lagu-lagu Ismail Marzuki. Cek youtube

Beliau mulai berkarya saat umur 17 tahun (1931) dengan lagu oh, Sarinah yang pada kala itu berlirik dengan Bahasa Belanda. Pada tahun 1939 Beliau juga menciptakan 8 karya lagu, 2 diantaranya berbahasa Belanda, yaitu Als de ovehedeen dan Als’t meis is in de tropen. Sedangkan lagu yang lain yaitu bapak kromo, Bandaneira, Olee olee di kutaraja, rindu malam, lenggang Bandung, melancong ke Bali, yang dimana semua lagu beliau belum bertema perjuangan. Beliau juga pernah tergabung dalam kelompok orkes musik Lief Java, keroncong Serenata, Orkes Studio Jakarta, orkes empat sekawan. Beliau juga pernah terlibat dalam penggarapan musik untuk film “Terang Bulan”. Beberapa lagu yang menjadi soundtrack film “terang bulan” antara lain duduk ermenung dan bunga mawar dari Mayangan. Jika membedah teori komposisi lagu Ismail Marzuki, banyak hal yang bisa dianalisa kenapa karya lagunya begitu membekas dan penuh dengan keindahan. Hamper semua lagu, memiliki tema melodi yang diulang dan hampir sama. Namun justru tema melodi tersebut menjadi bagian yang membuat karya lagunya mudah untuk diingat dan mudah untuk dinyanyikan.


Ismail Marzuki dan Radio. Karir Ismail Marzuki sangat berhubungan erat dengan radio. Bersama kelompok musik Lief Java menjadi pengisi acara musik di NIROM (radio Belanda “Nederlands Indische Radio Omroep Maatshappij”) dengan menciptakan lagu berbahasa Belanda yang kemudian berkesempatan untuk merekam lagunya di Singapura. Namun justru lagu hasil rekaman tersebut yang berjudul “Sweet Jaya Islander” di curi oleh pihak NIROM sebagai lagu pembuka radionya. Alat musik yang dikuasai Ismail Marzuki ketika bersama orkes musik Lief Java antara lain gitar, saxophone, harmonium pompa. Sampai pada perang dunia II, Belanda membatasi siaran musik di radio, yang akhirnya membuat masyarakat betawi membentuk siaran radio sendiri dengan nama VORO (Vereneging Oostersche Radio Omroep) di Karamat Raya. Orkes musik Lief Java akhirnya menjadi pengisi musik di radio tersebut, dan Ismail Marzuki juga berkesempatan untuk menjadi penyiar radio dengan nama samaran  “Paman Lengser”. Ismail Marzuki mulai mempelajari lagu tradisional saat itu.

ketika membentuk Perikatan Radio Ketimuran (PRK) yang kemudian membuat beliau menjadi pimpinan dari orkes studio ketimuran oleh pihak Belanda yang berlokasi di Bandung, dengan membawakan lagu-lagu Barat. Dari sini, Ismail Marzuki mulai mempelajari lagu-lagu barat yang kemudian digubah menjadi bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Seperti lagu dari Rusia karya R.Karsov berjudul “Ochi Chyornye” diterjemahkan dalam bahasa sunda menjadi “Panon Hideung”. Lagu berbahasa Belanda “Als de orchideen bloelen” kemudian digubah menjadi bahasa Indonesia berjudul “Bila Anggrek Mulai Berbunga”. Karena hal ini pula, Ismail Marzuki juga dicap plagiat oleh Remy Silado yang merupakan wartaawan musik dari selasar.com, diprtal budaya dan politik saat peringatan 100 tahun Ismail Marzuki. Namun demikian, hasil karya beliau ditanggapi sebagai sebuah kritik seni. Saat Jepang mulai masuk, radio NIROM dan PRK rintisan Ismai Marzuki pun dibubarkan dan diganti menjadi Hoso Kanri Kyoku. Begitu juga dengan orkes musik Lief Java diganti nama menjadi Kireina Jawa.


Peran Ismail Marzuki dalam hal radio sangat berpengaruh dalam masa perjuangan dengan lagu-lagu  nasionalnya dan kiprahnya di radio. Namun beliau meninggal karena penyakit paru-paru karena alat musik saxophone, yang kala itu dihadihkan temannya yang ternyata mengidap penyakit paru-paru. Saat masih bersama orkes musik Lief Java dan berperan dalam penyiaran radio, Ismail Marzuki sempat memainkan alat musik saxophone milik kawannya yang mengidap penyakit paru-paru. Dan alhasil Ismail Marzuki pun tertular penyakit tersebut, yang kemudian menjadi penyebab Beliau meniggal. Pada tahun 2014 Ismail Marzuki dinobatkan oleh Presiden ke 6 Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai pahlawan Nasional. Serta nama Ismail Marzuki diabadikan kedalam tempat pusat kesenian dan kebudayaan yang bernama Taman Ismail Marzuki. Hingga beliau wafat, ada artikel yang menyebutkan karya lagu beliau berjumlah 103, namun hasil dari pencarian baru nemu 43 lagu. Bila ada yang berkenan membantu menemukan judul lagu yang ketemu.

Lagu-lagu beliau sering menjadi lagu pilihan dalam pagelaran musik keroncong. Seperti pada pagelaran tahunan musik keroncong di Yogyakarta “Keroncong Kotagede”, hampir semua penampil membawakan salah satu dari lagu Ismail Marzuki. Lagu beliau memang sangat cocok bila dilantunkan dengan musik irama keroncong. yang penasaran dengan “keroncong kotagede” datang saja ke Jogja tiap akhir tahun, nikmati suasananya “keroncong”.Lagu karya Ismail Marzuki sudah banyak dibawakan ulang oleh seniman dan musisi Indonesia dalam berbagai bentuk dan karya yang bertajuk “tribute to Ismail Marzuki”.

Mengenang Ismail Marzuki, dengarkan ini

  1. Aryati
  2. Juwita Malam
  3. Sepasang Mata Bola
  4. Selendang Sutra
  5. Bila Anggrek Mulai Berbunga
  6. Kalau Melati Mekar Setangkai
  7. Kembang Rampai dari Bali
  8. Sabda Alam
  9. Melati di Tapal Batas
  10. Wanita
  11. Payung Fantasi
  12. Di Wajah Mu Kulihat Bulan
  13. Bunga Anggrek
  14. Bapak Kromo
  15. Rindu Malam
  16. Ole-Ole di Kutaraja
  17. Melancong ke Bali
  18. Oh Sarinah
  19. Keroncong Serenata
  20. Kasim Baba
  21. Bandaneira
  22. Lenggang Bandung
  23. Sampul Surat
  24. Ke Medan Jaya
  25. Saputangan Dari Bandung Selatan
  26. Karangan Bunga Dari Selatan
  27. Roselani
  28. Kopral Jono
  29. Sersan Mayorku
  30. Inikah Bahagia
  31. Jauh di Mata di Hati Jangan
  32. Rindu Lukisan
  33. Als de ovehedeen
  34. Als’t Meis is in de Tropen
  35. Selamat Datang Pahlawan Muda
  36. Tinggi Gunung Seribu Janji
  37. Halo-halo Bandung
  38. Indonesia Pusaka
  39. Rayuan Pulau Kelapa
  40. Gugur Bunga
  41. Bisikan Tanah Air
  42. Gagah Perwira
  43. Ibu Pertiwi

Bila dilihat dari ritme yang digunakan dalam lagu sepasang mata bola, ritme yang digunakan hampir semua sama namun bisa berpadu dengan melodi rerograte. Sederhana, luar biasa…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://borrowmarmotforester.com/ikk6dgxp6?key=2f06e78c20e057d49e30985f343b0f39 https://borrowmarmotforester.com/vku0xehca5?key=60798e1926f76e1ac3b0e649820b6850 https://pjjpp.com/fullpage.php?section=General&pub=758948&ga=g