KONSEP APRESIASI SENI
3 unsur penting dalam apresiasi seni: 1. Pencipta seni
2. Karya seni
3. Penikmat seni
1. Pencipta seni adalah seorang yang membuat/menciptakan karya seni (rupa, musik, teater, tari) dengan tujuan tetentu
2. karya seni adalah hasil karya seni (rupa, musik, teater, tari) diciptakan oleh pencipta seni dan dinikmati oleh penikmat seni
3. penikmat seni adalah seorang yang menikmati hasil karya seni (rupa, musik, teater, tari) atau sering disebut dengan apresiator
Ketiga unsur ini saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan, karena saling membutuhkan agar terjadi proses apresiasi. Jika salah satu diantaranya tidak ada maka apresiasi tidak akan berjalan.
Pengertian Apresiasi Seni Rupa
Apresiasi berasal dari Bahasa Latin yakni appretiatus yang artinya penilaian atau penghargaan. Appreciate dalam Bahasa Inggris berarti menentukan nilai, melihat karya, menikmati lalu menyadari keindahan karya seni tersebut dan menghayati. Jadi mengapresiasi berarti berusaha mengerti mengenai seni dan mampu melihat segi-segi yang ada didalam seni tersebut, sehingga secara sadar dapat menikmati dan menilai karya seni dengan semestinya.
Tujuan Apresiasi Seni Rupa
Tujuan akhir setelah melakukan kegiatan apresiasi seni rupa ialah untuk:
- Mengembangkan kreasi dan estetis.
- Mengembangkan serta penyempurnaan hidup.
Manfaat Apresiasi
Mengapa seseorang melakukan kegiatan apresiasi terhadap karya seni rupa? Tentunya banyak sekali manfaat yang dapat kita peroleh jika kita melakukan apresiasi terhadap suatu karya seni rupa, beberapa di antaranya adalah:
- Agar kita dapat mengenal suatu bentuk karya seni. Artinya, kita tidak hanya tahu bahwa itu adalah karya seni, tapi kita memahami karya seni tersebut dari segala sisi.
- Agar kita dapat meningkatkan serta memupuk kecintaan kita terhadap suatu karya seni, baik itu karya seni dari bangsa sendiri maupun dari luar. Serta, juga dapat meningkatkan dan memupuk kecintaan kepada sesama manusia.
- Juga sebagai sarana untuk melakukan penilaian, penikmatan, empati, hiburan, serta edukasi.
- Apresiasi juga mampu menimbulkan hubungan timbal-balik yang positif antara penikmat karya seni dan pencipta.
- Selain itu, agar kita juga dapat memperoleh suatu pengalaman dan ilmu baru ketika menikmati karya seni rupa dan sebagai suatu bekal untuk menciptakan serta mengembangkan suatu karya seni yang lebih baik dan berkualitas di kemudian hari.
Jenis Jenis Apresiasi
Apresiasi terhadap karya seni sendiri dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
· Apresiasi empatik
yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni yang dapat ditangkap dengan sebatas indrawi saja.
Secara harfiah, empati artinya ikut merasakan atau memikirkan hal yang dirasakan orang lain. Dalam
apresiasi empatik apresiator berusaha ikut merasakan apa yang digambarkan didalam karya. Contohnya
ketika kita mendengarkan musik, kita ikut terhanyut oleh musik serta syair lagu yang dibawakan. Ketika
kita mendengarkan lagu “Gugur Bunga” perasaan kita terbawa pada suasana kesedihan gugurnya
seorang pahlawan.
· Apresiasi estetis
yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni dengan melibatkan pengamatan dan penghayatan yang mendalam.
Dalam apresiasi estetis apresiator bukan hanya merasakan suasana seperti pada apresiasi empatik.
Apresiator berusaha memahami karya tersebut dengan mengeksplorasi lebih jauh lagi dengan menelisik
unsur unsur visual pada karya untuk memahami pesan di balik karya tersebut. Apresiator mungkin
mencari jawaban atas pertanyaannya sendiri pada lukisan itu, misalnya: Apa maksud pelukis ?Apresiator
kemudian mulai mengamati lebih detail lukisan tersebut.
· Apresiasi kritik
yaitu menilai atau menghargai suatu karya seni dengan melibatkan klasifikasi, deskripsi, analisis, tafsiran, dan evaluasi serta menyimpulkan hasil penilaian atau penghargaannya. Apresiasi yang satu ini dapat dilakukan dengan mengamati suatu benda secara langsung dan nyata.
Apresiasi kritis adalah apresiasi untuk menilai kualitas karya. Apresiasi kritis biasanya dilakukan oleh
orang yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas dalam bidang seni sesuai yang ia amati,
seperti kritikus seni atau peneliti seni. Berbeda dengan apresiasi empatik dan apresiasi estetis, apresiasi
kritis menekankan pada penilaian objektif berdasarkan ilmu seni yang sudah dipelajari. Dalam kegiatan
apresiasi kritis, apresiator akan melakukan analisa mendalam. Baik yang nampak pada karya (aspek
intrinsik) seperti garis, warna, bidang, tekstrur, ruang, bahan, dan teknik pembuatan; maupun aspek yang
tidak tampak (aspek eskstrinsik) seperti konsep seni, latar belakang budaya seniman, dan dikaitkan
dengan sejarah perkembangan. Dari analisa tersebut apresiator melakukan pemaknaan, dan menilai
karya tersebut. Hasilnya adalah sebuah catatan kritik yang bisa dipublikasikan melalui media publikasi
seperti buku, media massa dan sejenisnya. Catatan apresiasi kritis, biasanya dijadikan rujukan apresiasi
oleh para penikmat seni, kolektor, pedagang seni dan menjadi masukan bagi senimannya. Kritik seni
memiliki peran penting dalam perkembangan seni rupa.
Tahapan Apresiasi
untuk melakukan suatu apresiasi seni kreatif juga memerlukan lima tahapan khusus sebagai berikut:
1. 1. Pengamatan : Pengamatan terhadap suatu karya seni ini tidak dilakukan dengan satu indera saja. Namun, dengan memberdayakan seluruh pribadi. Maksudnya, apresiasi ini juga dilakukan dengan ketajaman pengamatan seseorang serta pengetahuan ilmu seni.
2. 2. Aktivitas Fisiologis : Aktivitas fisiologis adalah tindakan nyata dalam melakukan suatu pengamatan.
3. 3.Aktivitas Psikologis : Aktivitas psikologis merupakan persepsi dengan evaluasi yang kemudian dapat menimbulan suatu interpretas imajinatif sebagai pendorong kreativitas.
4. 4.Aktivitas Penghayatan : Aktivitas penghayatan dapat dilakukan dengan mengamati suatu objek karya seni secara mendalam.
5. 5.Aktivitas Penghargaan : Aktivitas penghargaan merupakan suatu evaluasi terhadap objek dengan menyampaikan saran atau kritikan.