BAGAIMANA HARUSNYA?
beberapa hal mengenai lagu nasional Indonesia yang sering mengalami salah persepsi dan salah tanggap, sudah terjadi menahun. baik dari judul lagu, lirik lagu hingga perubahan lirik lagu sering mengalami kesalahan.
entah siapa yang harus disalahkan, kurangnya sosialisai, atau memang enggan untuk membenarkan maupun belum tau yang benar. beberapa lagu nasional Indonesia yang terjadi kesalahan adalah sebagai berikut:
1. lagu Bagimu Negeri
lagu Bagimu Negeri merupakan lagu ciptaan dari Kusbini. lagu ini sering disebutkan berjudul Padamu Negeri. lirik lagu ini memang diawali dengan lirik padamu negeri, namun banyak yang menganggap lagu ini berjudul padamu negeri karena lirik awal tersebut. sebenarnya berjudul Bagimu Negeri.
Kusbini (lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 1 Januari1910 – meninggal di Yogyakarta, 28 Februari1991 pada umur 81 tahun) Pada tahun 1945 – 1952 menciptakan lagu perjuangan bersama C.Simanjuntak, Ismail Marzuki, L. Manik, dll. Tahun 1950 ia kemudian bekerja di P&K Yogyakarta untuk urusan musik. Ia juga merupakan tokoh pendiri SMINDO 1954 (Sekolah Musik Indonesia Yogyakarta milik Pemerintah – yang kemudian menjadi AMI dan ISI Yogyakarta). Selain itu, ia mendirikan SOSI (Sekolah Olah Seni Indonesia) yang sekarang diasuh dan diteruskan oleh anak-anaknya. Lagunya “Bagimu Negeri” merupakan lagu wajib perjuangan yang diciptkannya pada tahun 1942 dan ditetapkan sebagai lagu nasional pada tahun 1960. Awal penciptaan lagu tersebut bermula ketika Kusbini bertemu dengan Bung Karno yang bertanya padanya mengenai gagasan menciptakan sebuah lagu perjuangan dan saat itu juga Kusbini langsung menyetujuinya. Kusbini mengartikan ” Negeri ” sebagai Negara (Neg), ia sengaja menyelebungkan pesan perjuangan ini karena Jepangtidak menyukai segala hal yang berhubungan dengan perjuangan kemerdekaan. Sebelum dikumandangkan secara resmi, lagunya itu mengalami perubahan syair beberapa kali kemudian Ibu Sud menyanyikannya untuk pertama kali melalui Hoso Kanri Kyoku.
Pada tahun 1978 Kusbini digugat oleh J. Semadi yang mengaku sebagai pencipta lagu Bagimu Negeri saat itu Kusbini dituduh membajak. Perkara ini sempat menimbulkan suasana rumit (polemik) di pengadilan, namun akhirnya berakhir dengan kemenangan Kusbini.https://id.wikipedia.org/wiki/Kusbini
2. Lagu Indonesia Raya
Lagu Indonesia Raya yang kita kenal sejak merdeka dan bahkan sebelum merdeka, pertama kali dinyanyikan pada saat sumpah pemuda 28 oktober 1928, diciptakan oleh seorang komposer WR Supratman. tahukah anda jika lagu ini memiliki tida (3) stanza, atau tiga bait. selama ini kita selalu menyanyikan lagu Indonesia Raya pada upacara bendera stanza atau bait pertama saja. mulai tahun 2017 pada bulan Juli, setiap kali upacara bendera wajib menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stanza (https://news.detik.com/berita/3605849/siswa-wajib-nyanyikan-indonesia-raya-3-stanza-saat-upacara-bendera). namun demikian masih belum dilakukan sepenuhnya, dan masih menyanyikan stanza pertama saja, karena secara teknis juga masih belum bisa melaksanakan hal tersebut. bagaimana caranya mengibarkan bendera dengan lagu sepanjang itu? sedangkan pada saat upacara kemerdekaan di istana pun juga masih menerapkan menyanyikan lagu Indonesia Raya stanza pertama. meskipun terkesan memaksakan, namun sangatlah bagus sebagai pengembalian nilai Indonesia secara seutuhnya, namun juga perlu dipertimbangkan kembali hal-hal mendasar tentang peraturan dan pengaturan lagu Indonesia Raya.
IIndonesia tanah airkuTanah tumpah darahkuDi sanalah aku berdiriJadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaankuBangsa dan tanah airkuMarilah kita berseruIndonesia bersatu
Hiduplah tanahkuHiduplah negrikuBangsaku Rakyatku SemuanyaBangunlah jiwanyaBangunlah badannyaUntuk Indonesia Raya
(Ulangan)Indonesia RayaMerdeka, MerdekaTanahku, Negriku yang kucintaIndonesia RayaMerdeka, merdekaHiduplah Indonesia Raya
IIIndonesia, tanah yang muliaTanah kita yang kayaDisanalah aku berdiriUntuk slama-lamanya
Indonesia, tanah pusakaP’saka kita semuanyaMarilah kita mendoaIndonesia bahagia
Suburlah tanahnyaSuburlah jiwanyaBangsanya, Rakyatnya, SemuanyaSadarlah hatinyaSadarlah budinyaUntuk Indonesia Raya
(Ulangan)Indonesia RayaMerdeka, MerdekaTanahku, Negriku yang kucintaIndonesia RayaMerdeka, merdekaHiduplah Indonesia Raya
IIIIndonesia, tanah yang suciTanah kita yang saktiDi sanalah aku berdiriM’njaga ibu sejati
Indonesia, tanah berseriTanah yang aku sayangiMarilah kita berjanjiIndonesia abadi
S’lamatlah rakyatnyaS’lamatlah putranyaPulaunya, Lautnya, SemuanyaMajulah negrinyaMajulah pandunyaUntuk Indonesia Raya
(Ulangan)Indonesia RayaMerdeka, MerdekaTanahku, Negriku yang kucintaIndonesia RayaMerdeka, merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
3. Lagu Mengheningkan Ciptalagu ciptaan T.Prawit ini pernah menjadi perdebatan antara saya dan pegiat seni lain yang bekerja untuk mengajarkan nyanyian, apalagi lagu ini sering digunakan dalam upacara.”dengan seluruh angkasa raya memuji” atau “dengar seluruh angkasa raya memuja”mana yang benar? dengan atau dengar? memuji atau memuja?ada beberapa artikel yang meyakini dengan yang benar, ada juga yang meyakini dengar yang benar. begitu juga dengan memuji dan memuja.https://liriklaguindonesia.net/t-prawit-mengheningkan-cipta.htmhttps://www.kompasiana.com/mrizkifadillah/55004e67a33311187051072e/hanya-tuhan-yang-berhak-dipujanamun setelah membaca artikel http://www.hariuntung.com/2016/09/kesalahan-kesalahan-dalam-upacara.html , sedikit memberi pencarahan dengan beberapa analisa didalamnya.yaitu dengar seluruh angkasa raya memuja dan nan gugur remaja, diribaan benderasemakin yakin lagi ketika mulai mendengarkan lagu ini dinyanyikan oleh Gita Gutawa.
4. Lagu Hymne Gurubaru saja kita memperingati hari Guru tanggal 25 November. guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa, adalah ungkapan yang selalu digemakan dan sering saya dengar sejak kecil. apakah ungkapan ini masih relevan untuk jaman sekarang? yang sudah begitu banyak penghargaan, tunjangan, dan sertivikasi yang telah diterima guru? namun demikian masih banyak guru yang masih berjibaku dengan pengabdiannya menjadi guru honorer dan guru dipelosok tanah air yang jauh dari kata penghargaan yang sesuai. lagu Hymne guru diciptakan oleh Sartono, mendapatkan kritik oleh Ignatia Damijati, istri Sartono. https://seleb.tempo.co/read/715289/pemerintah-ubah-hymne-guru-mendiang-sartono-sempat-tak-sreg/full&view=okmeskipun demikian lagu Hymne Guru telah digubah pemerintah dengan mengganti kalimat tanpa tanda jasa menjadi pembangun insan cendekia