Lenong adalah sandiwara berdialek Betawi. Permainan aktingnya bersifat improvisasi, bergaya lucu dan lugu, serta dengan nyanyian dan tarian yang diiringi musik gambang kromong. Cerita, lagu, tarian, dan lawakan menyatu menjadi kesatuan yang utuh dalam pertunjukan Lenong Betawi. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Betawi.
Lenong adalah bentuk teater rakyat yang paling populer diwilayah Betawi. Teater ini sudah menggunakan unsur panggung, dekor dan properti yang berupa satu meja dan dua kursi. Lama pertunjukan dapat dilaksanakan sekitar 3 jam (20.00 – 23.00 WIB) atau semalam suntuk (20.00 – 04.30 WIB).
a). Jenis pertunjukan
Ada dua jenis pertunjukan lenong berdasarkan bahasa dan materi cerita.
a. Lenong Dines yaitu lenong yang mempergunakan dialog dalam bahasa Melayu tinggi dan cerita yang dibawakan adalah cerita-cerita hikayat lama, latar belakang cerita berlangsung di istana-istanadengan tokoh- tokoh seperti Raja, Pangeran, Puteri Jin-Jin, dan lain lain.
b. Lenong Preman yaitu lenong yang mempergunakan dialog bahasa Betawi sehari-hari juga cerita yang akrab dengan masalah kehidupan rakyat seperti kehidupan di lingkungan masyarakat kampung, rumah tangga, dan lain-lain. Unsur humor dan lawakan lenong jenis ini sangat dominan.
b). Struktur Pertunjukan Lenong
Lenong memiliki struktur pertunjukan sebagai berikut.
a. Pembukaan
Suatu pertunjukan Lenong Betawi dibuka dengan lagu-lagu instrumentalia. Irama gambang kromong pada pembukaan berfungsi sebagi pemberitahuan bahwa di tempat tersebut ada pertunjukan lenong.
b. Hiburan
Setelah instrumentalia dirasa cukup maka pertunjukan dilanjukan dengan hiburan yang diisi dengan pembukaan dan cerita, yaitu pertunjukan nyanyi. Penyanyi membawakan lagu-lagu pop Betawi dan dangdut. Pada saat ini penyanyi meminta saweran dari penonton.
c. Lakon dan Cerita
Setelah beres acara hiburan barulah meningkat pada cerita, cerita yang dipentaskan ditentukan oleh sutradara yang biasanya merangkap pimpinan rombongan yang membagi dalam beberapa babak yang menurut istilah setempat dinamakan drip.
c). Keunikan Seni Peran dalam Lenong
Pada teater tradisional lenong tidak dikenal teknik-teknik latihan pemeranan yang sama seperti yang kita temui pada latihan pemeranan teater modern. Aktor dan pemeran dalam teater tradisional lenong secara alamiah tampil seperti apa adanya. Kalau menurut istilah teori dramaturgi disebut stock karakter atau tipe casting.
Karakter pemeran cenderung bermain tetap seperti sosok kesehariannya, misalnya karena tinggi besar tubuhnya ia akan berperantokoh-tokoh ksatria atau tokoh buto. Tokoh putri atau permaisuri dimainkan oleh pemeran yang berparas cantik. Begitupun tokoh lucu, bodor, atau punakawan selalu dimainkan oleh pemeran yang kesehariannya suka ngelucu.
Gaya permainan dalam teater tradisional lenong semua laku dan dialog untuk menjalin cerita dilakukan dengan improvisasi bahkan spontan. Para pemain menyesuaikan diri dengan alur cerita pada umumnya. Selain mahir bermain improvisasi, pemain lenong juga diharuskan pandai menyanyi dan menari sebagai kelengkapan keahlian dalam bermain teater tradisional lenong.