Pementasan Papermoon Puppet Theater melewati beberapa tahapan sebelum pementasan
disajikan kepada penontonnya. Biasanya, tahap paling awal adalah tahap riset dengan melakukan wawancara dan menelusuri literatur yang relevan. Setelah itu, berlanjut dengan pembuatan sketsa awal, latihan dasar untuk pemain, pembuatan boneka, pembuatan setting dan properti, latihan-latihan intensif. Sebagai contoh, di bawah ini akan disajikan beberapa tahapan yang untuk mementaskan “Secangkir Kopi dari Playa”.
Teater Boneka
1 Tema
Pementasan ini mengangkat tema berupa sebuah cinta yang dipisahkan oleh ideologi.
2. Naskah Cerita Merupakan cerita asli dari seseorang yang bernama Pak Widodo. Pemilihan cerita ini diawali dengan mengumpulkan segala artikel mengenai Pak Widodo. Pak Widodo adalah orang yang pada tahun 1960-an mengalami dampak buruk dari G30S/PKI, yang mengakibatkan dia tidak bisa pulang ke Indonesia.
3. Tokoh Cerita
Dalam naskah lakon terdapat tiga tokoh dan satu tokoh sebagai puppeters (dalang). Adapun tokoh itu adalah sebagai berikut.
a. Pak Widodo
Pak Widodo adalah tokoh utama yang digambarkan sebagai seorang laki-laki yang setia kepada kekasihnya. Pak Widodo adalah mantan mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, yang melanjutkan pendidikan strata 2 (S-2) di Institut Metalurgi Baja di Moscow, Uni Soviet. Boneka yang mewakili tokoh Pak Widodo dibuat sebanyak dua boneka untuk menggam- barkan tokoh pada waktu usia muda dan usia tua. Boneka Pak Widodo mengenakan kemeja serta celana kain dengan rapi. Boneka usia tua dibuat mirip dengan memakai kacamata, rambut tetap
hitam, dan kulit mulai keriput.
b. Widari
Widari adalah tokoh yang berperan sebagai kekasih dari Pak Widodo. Tokoh ini dibuat dalam dua boneka untuk menggambarkan tokoh Widari dalam usia muda dan usia tua. Boneka digambarkan sebagai tokoh seorang perempuan yang cantik dengan rambut hitam panjang dan dikepang.
C. Seorang Laki-Laki Tanpa Nama
Laki-laki tanpa nama adalah seorang laki-laki yang menyukai Widari, kekasih dari Pak Widodo. Boneka dari tokoh ini digambarkan seorang laki-laki yang memiliki penampilan rapi dan memiliki badan yang tinggi.
d. Puppeters
Puppeters adalah dalang yang memiliki tugas untuk menggerakkan cerita dan menggerakkan boneka.
4. Penataan Busana dan Rias
Pementasan teater boneka Papermoon Puppet Theater selalu menggunakan boneka baru. Lama pembuatan boneka tergantung dari latihan. Biasanya dibuat kerangka dulu dari bambu dan rotan lalu digunakan untuk latihan. Seiring dengan berjalannya proses latihan, maka boneka-boneka tersebut akan ditambah komponen-komponen pendukung, seperti karakter wajah, kostum, dan gestur boneka. Pementasan Papermoon Puppet Theater menggunakan dua jenis boneka, yaitu tokoh boneka pada saat berusia muda dan usia tua. Para puppeters mengenakan busana dan riasan kuno guna mendukung visualisasi boneka yang dimainkannya. Busana yang mereka kenakan pun sering kali harus berganti seiring jalannya cerita.
5. Penataan Cahaya
Penataan cahaya dalam pementasan ini difungsikan untuk membangun suasana dan mendeskripsikan sebuah kejadian yang disampaikan oleh gerak boneka.
6. Penataan Musik dan Suara
Fungsi musik sangat penting untuk mengiringi dan melatari gerakan-gerakan yang disampaikan. Musik pengiring dapat membantu untuk memberikan penekanan pada suasana senang, sedih, dan lain sebagainya. Pementasan ini menggunakan musik tahun 1960-an, seperti lagu Keroncong Kemayoran dan lagu-lagu nostalgia pada saat itu. Selain itu, terdapat pula efek suara seperti suara radio, baku tembak, ambulans, dan lain-lain.