Skip to content

Memproduksi Pementasan Teater Boneka Wayang Kulit Purwa

Pementasan wayang kulit purwa merupakan salah satu bentuk pementasan tradisional yang berkembang di masyarakat, khususnya masyarakat Jawa. Pementasan wayang kulit mampu bertahan dan menyesuaikan dengan kondisi zaman sehingga sampai hari ini masih dijumpai pementasannya dengan jumlah penonton yang cukup banyak.

Pada setiap produksi pementasan teater terdapat beberapa hal yang perlu untuk diperhatikan, yaitu tema, alur cerita, penataan panggung, penokohan dalam cerita, penataan artistik, serta iringan musik.

1. Cerita Wayang Kulit Purwa

Awalnya cerita yang disajikan dalam pementasan wayang kulit merupakan cerita yang bersumber dari kisah Arjunasasra, Ramayana, dan Mahabarata. Namun setelah Islam masuk, ada penambahan dengan memasukkan beberapa istilah dan tokoh-tokoh baru yang dikenal dengan sebutan Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong). Keempat tokoh ini memberikan fungsi hiburan yang bersifat lucu dan memberikan nasihat.

2. Panggung Pementasan

Panggung pementasan bisa diselenggarakan di berbagai jenis tempat, bisa di dalam gedung, pendapa, maupun di ruangan terbuka, seperti di lapangan atau di halaman rumah penduduk. Sebagai contoh pementasan wayang kulit purwa yang diselenggrakan di pendapa, maka posisi panggung untuk dalang dan wayang dibuat lebih tinggi, tidak sejajar dengan gamelan dan wiyaga. Panggung yang lebih tinggi ini memiliki tujuan agar perhatian penonton fokus tertuju pada wayang dan dalang.

Pada setiap bentuk pementasan wayang kulit purwa terdapat pola panggung yang terdiri dari gawangan, kelir, blencong, gedebok, kothak, dan simpingan wayang kulit.

bentuk empat persegi panjang dengan ukuran dan desain yang bervariasi, berupa polosan dan ukiran, Gawangan merupakan bingkai yang digunakan untuk membentangkan kelir. Gawangan berben b. Kelir adalah kain putih yang dibentangkan di dalam gawangan dengan ukuran menyesuaikan

a.kepala dalang

b.lencong adalah lampu penerangan pada jagatan wayang yang digantungkan di atas digantungkan pada ajon-ajon dengan menggunakan rantai besi maupun besi silinder.

d. Gedebok merupakan batang pisang yang digunakan untuk menancapkan wayang.

e. Kothak atau istilah lainnya kendhaga merupakan kotak yang terbuat dari kayu dengan bentuk persegi panjang yang lengkap dengan penutupnya. Kothak berfungsi untuk tempat menyimpan wayang kulit yang akan dan selesai ditampilkan.

f. Simpingan wayang kulit purwa tersusun dari berbagai jenis tokoh wayang yang ditata rapi berjajar dalam panggung wayang, baik pada simpingan kanan dan kiri.

3. Musik Pengiring

Musik yang mengiringi pementasan wayang kulit adalah gamelan jawa yang terdiri dari delapan belas orang pengrawit (penabuh gamelan) dan dibantu dengan lima orang pesindhen (penyanyi wanita).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://borrowmarmotforester.com/ikk6dgxp6?key=2f06e78c20e057d49e30985f343b0f39 https://borrowmarmotforester.com/vku0xehca5?key=60798e1926f76e1ac3b0e649820b6850 https://pjjpp.com/fullpage.php?section=General&pub=758948&ga=g