Skip to content

Teater Tradisional Indonesia

modul 3a seni teater sma kelas XI

A. Mengenal Teater Tradisional

Teater tradisional yang lahir dari spontanitas kehidupan dan dihayati oleh masyarakat setempat sebagai sebuah warisan budaya. Menurut sejarahnya, teater tradisional sudah ada sejak sebelum zaman Hindu. Pada waktu itu teater digunakan untuk mendukung upacara keyakinan masyarakat setempat. Sampai akhirnya menjadi ritual keagamaan dan adat istiadat setempat.

1. Pengertian Teater Tradisional

Teater tradisional adalah sebuah bentuk teater yang lahir, tumbuh, dan berkembang di suatu daerah etnik yang merupakan hasil kreativitas dari masyarakat setempat. Teater tradisional merupakan bentuk kesenian yang bersumber dari kebudayaan masyarakat daerah setempat. Teater tradisional pada mulanya merupakan suatu kegiatan upacara tradisional atau upacara adat dan upacara keagamaan. Berbagai peristiwa penting di dalam kehidupan selalu disertai dengan kegiatan yang bersifat kerohanian yang diwujudkan dalam kegiatan yang bersifat lahiriah, seperti kegiatan kesenian yang berupa seni teater.

2. Jenis-Jenis Teater Tradisional

Berikut jenis-jenis teater tradisional.

a.Teater Tutur

Teater tutur merupakan jenis teater yang penyajiannya beraneka ragam. Ada yang diceritakan kembali dengan cara berdendang, ada pula yang disertai dengan iringan musik, serta ada yang disajikan dengan gerak ritmis sambil duduk. Jenis teater tutur ini digunakan sebagai sarana penye- baran sastra lisan yang disampaikan secara bertutur. Hal ini karena pada zaman dulu berbagai tradisi kitab dan hasil kesusastraan hanya dimiliki dan dibaca oleh orang orang tertentu, seperti keluarga kerajaan (istana), sastrawan, dan pendeta. Hasil kesusastraan pada waktu itu tidak mudah dibaca oleh masyarakat umum (rakyat biasa) disebabkan tidak semua masyarakat mengenal tulisan serta menggunakan bahasa Sanskerta dan bahasa Jawa Kuno. Oleh karena itu, isi dari kesusastraan disampaikan oleh ahli sastra secara lisan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara turun-temurun

b. Teater Rakyat

Teater rakyat merupakan teater yang lahir dari sebuah permainan, dan permainan tersebut ber- wujud bunyi-bunyian yang fungsinya sebagai hiburan di antara anggota masyarakat setempat, yang selanjutnya dalam perkembangannya menjadi sebuah seni pertunjukan. Teater rakyat ini berkembang di lingkungan pedesaan yang didukung oleh anggota masyarakat setempat, sepertilenong, ludruk, longser, ketoprak, dan sebagainya. Sifat dari teater rakyat ini sederhana, spontan, dan menyatu dengan kehidupan masyarakat setempat. Adapun ciri-ciri teater rakyat, adalah bagai berikut.

1) Cerita tanpa naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng, legenda, mitologi serta kehidupan masyarakat sehari-hari.

2) Penyajian dengan dialog, tarian, dan nyanyian

3) Terdapat unsur lawakan/humor khas masyarakat setempat.

4) Nilai dan laku dramatik dilakukan secara spontan dan dalam satu adegan terdapat unsur emosi sekaligus, yaitu tertawa dan menangis.

5) Pertunjukan yang diadakan menggunakan tabuhan atau alat musik tradisional.

6) Suasana dalam pertunjukan berlangsung dengan akrab dan santai, penontonnya kadang bisa melakukan komunikasi dengan para pemain.

7) Mempergunakan bahasa daerah setempat.

8) Tempat pertunjukan terbuka dalam bentuk arena, yaitu para pemain ditengah dan dikelilingi siele lor

oleh penontonnya.

c.Teater Klasik

Teater klasik adalah teater yang lahir dari lingkungan keraton. Teater ini telah mencapai tingkat yang lebih tinggi baik secara teknis maupun coraknya. Hal ini dikarenakan adanya pembinaan dari kalangan keraton atau istana seperti raja, para bangsawan maupun kalangan atas tertentu. Adapun jenis dari teater klasik ini antara lain wayang kulit, wayang orang, langendriyan, wayang golek dan sebagainya.

d. Teater Transisi

Teater transisi adalah teater tradisional yang mengalami perubahan karena adanya faktor budaya lain seperti adanya pengaruh teknik teater barat. Adapun perubahan itu adalah sebagai berikut.

1) Penulisan naskah cerita dalam bentuk cerita ringkasannya saja.

2) Memiliki pengaturan jalan ceritanya.

3) Penyajiannya sudah mulai ada teknik yang mendukung pertunjukan.

4) Panggung pertunjukan ditata dengan rapi lengkap dengan dekorasi dan perlengkapannya.

5) Sedikit sekali adanya interaksi antara pemain dengan penontonnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://borrowmarmotforester.com/ikk6dgxp6?key=2f06e78c20e057d49e30985f343b0f39 https://borrowmarmotforester.com/vku0xehca5?key=60798e1926f76e1ac3b0e649820b6850 https://pjjpp.com/fullpage.php?section=General&pub=758948&ga=g