Skip to content

Unsur Estetis Pertunjukan Teater Tradisional

Unsur estetis dalam pertunjukan teater tradisional meliputi unsur latar (setting), unsur perwatakan dan penokohan, serta unsur alur cerita.

1.Unsur Latar (Setting)

Dalam teater, setting mempunyai tiga unsur, yaitu tempat, ruang, dan waktu. Ketiga unsur ini harus saling mendukung. Setting tempat berhubungan dengan lokasi di mana cerita itu berlangsung. Misalnya di Jakarta, Medan, Bandung, Semarang, atau Surabaya. Cerita dari Semarang, busana dan musiknya pun bernuansa Semarang; cerita dari Bandung bernuansa Bandung. Setting ruang berhubungan dengan dalam, teras, pendopo, atau alam terbuka yang berkonsentrasi terhadap tata dekorasi. Jika setting- ruang nya di dalam ruangan maka perabot yang dibutuhkan antara lain meja, kursi, tempat tidur, atau hiasan yang mendukung cerita. Jika setting-nya di ruang pendopo harus diperhatikan interior dan perabotnya. Ruang alam terbuka lebih kompleks karena alam terbuka pengertiannya lebih luas, di jalan, hutan, tanah lapang, atau di tempat lain.

2. Unsur Perwatakan dan Penokohan

Penokohan berhubungan dengan nama pelaku, jenis kelamin, usia, bentuk fisik, dan kejiwaan. Perwa- takan berhubungan dengan sifat pelaku, seperti pemarah, penyabar, keras, lemah lembut, pemberani, penakut, dan pengecut.

Di dalam teater, penokohan dapat digolongkan menjadi tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis.

a.Tokoh protagonis adalah tokoh yang pertama kali mengalami benturan-benturan dan masalah- masalah. Biasanya penonton sangat berempati pada tokoh protagonis ini.

b. Tokoh antagonis adalah tokoh yang menentang tokoh protagonis atau tokoh yang menentang cerita. Tokoh antagonis selalu menghalangi jalannya tokoh protagonis sehingga ia selalu menjadi masalah.

C.Tokoh tritagonis adalah tokoh yang membantu protagonis atau tokoh antagonis.

3. Unsur Alur Cerita

Alur cerita yang baik dapat menimbulkan ketegangan (suspense) pada penonton. Penonton selalu penasaran dan ingin mengetahui cerita berikutnya yang merupakan akibat dari cerita sebelumnya. Alur baik tidak mudah ditebak oleh penonton sehingga mereka ingin menyaksikan ceritanya cerita yang hingga selesai.

Dadakan (surprise) adalah alur cerita yang mengagetkan penonton karena dugaan penonton tidak tepat. Hal ini terjadi karena pengarang membelokkan alur cerita. Walaupun demikian alur cerita harus tetap ada hubungannya dengan cerita sebelumnya. Cerita yang dibelokkan tetap merupakan akibat dari cerita sebelumnya.

Jenis alur cerita yang terakhir adalah ironi dramatik (dramatic irony). Ironi dramatik harus men- dukung ketegangan dan dadakan melalui pernyataan-pernyataan atau tindakan-tindakan tokoh yang seolah-olah menamatkan apa yang akan terjadi.

D. Berlatih Teater Tradisional

Dalam suatu teater, mempersiapkan keterampilan pemain merupakan usaha pertama sebelum suatu pementasan dimulai. Pemain merupakan unsur utama dalam suatu pementasan teater. Untuk dapat memainkan suatu peran, seorang aktor harus mempersiapkan tubuh dan jiwanya sebagai alat ekspresi. yang akan dimainkan. Setelah mempunyai kemampuan untuk menggunakan tubuh dan jiwanya, barulah mempelajari peran

Peralatan ekspresi bagi seorang pemain teater adalah tubuhnya sendiri. Latihan keterampilan dibagi tiga latihan, yaitu latihan keterampilan tubuh (olah tubuh), latihan keterampilan suara (olah suara), dan latihan keterampilan sukma (olah sukma). Penguasaan olah tubuh, olah suara, dan olah sukma merupakan keterampilan teknis yang mendukung kelancaran pemain dalam memainkan tokoh yang diperankan. Dalam hal ini, sukma dan jiwa merupakan faktor yang sangat penting dalam laku dramatis. Seorang pemain (aktor) tidak akan mampu mempersiapkan perannya secara baik jika tidak memiliki sukma yang tenang, tubuh yang lentur, suara yang jelas, dan ekspresif.

Teknik Olah Tubuh

Olah tubuh dalam latihan penguasaan terhadap tiap bagian tubuh yang dapat dikontrol. Olah tubuh berbeda dengan olahraga atau gerak indah. Olah tubuh bertujuan agar dapat menguasai secara sadar bagian-bagian tubuh yang akan digunakan untuk menunjang keperluan seorang pemain dan

menggambarkan sosok tokoh yang dimainkan. Selain itu juga agar pemain dapat menguasai segala gerak yang diinginkan. Tubuh merupakan sarana utama seorang pemain untuk dapat mewujudkan tokoh-tokoh yang akan diperankan.

Seorang pemain harus dapat menguasai dan memerintah anggota tubuhnya untuk mengikuti kemauan dan keinginan peran yang akan dibawakan. Untuk itu, dia harus melatih setiap bagian tubuh agar dapat dikontrol dan bersifat lentur jika digu- nakan. Pemain membiasakan diri agar dapat me- nguasai setiap bagian dalam tubuhnya. Latihan olah tubuh adalah menggerakkan otot-otot tubuh seperti jongkok, berdiri, berjalan, dan membungkuk. Latih- an olah tubuh erat hubungannya dengan latihan pernapasan, sekaligus dengan olah suara.

Dalam olah tubuh, pokok-pokok yang akan diuraikan untuk latihan-latihan adalah sebagai berikut.

a. Pernapasan

Latihan pernapasan yang berkaitan dengan gerakan-gerakan tubuh itu penting, berbeda dengan pernapasan dalam olah suara. Pernapasan dalam olah tubuh digunakan agar dapat menggerakkan tubuh. Hal ini juga ada kaitannya dengan relaksasi, pengendoran, dan pelepasan ketegangan. Latihan-latihan pernapasan sama dengan latihan pernapasan lainnya. Perbedaannya terletak pada manfaat dan tujuannya. Pernapasan yang tidak teratur dan tidak terlatih, mempunyai pengaruh sangat besar terhadap setiap gerakan yang dapat menimbulkan ketegangan-ketegangan. Dengan pernapasan yang teratur, semua gerak akan dilakukan secara santai/rileks. latihan

b. Latihan Menggerakkan Otot

Semua otot harus dilatih melalui gerakan. Pertama, latihan menggerakkan otot leher, untuk meng- gerakkan kepala, yaitu dengan latihan ke kiri, ke kanan, ke depan, ke bawah, ke atas, dan miring. Latihan otot kaki, kemudian otot lengan, otot sekitar mulut, otot perut, semuanya dilatih melalui gerakan. Cara latihannya bermacam-macam, misalnya dengan jongkok kemudian berdiri, terlentang kemudian duduk, menggerakkan kepala, menggerakkan tangan, dan menggerakkan jari-jari. c. Latihan Menggerakkan Tubuh

Tubuh digerakkan agar terasa bagian-bagiannya. Untuk menggerakkan tubuh terdapat bermacam- macam cara, yaitu gerakan bagian dada, bagian perut, bagian kaki, dan bagian tangan. Latihan mengatur posisi tubuh, yaitu dengan cara badan miring, tegak, membungkuk, melentang, dan berbagai gerakan tubuh. Dengan menggerakkan seluruh bagian tubuh secara teratur, akan memu- dahkan orang menggerakkan salah satu bagian tubuh. Hal ini sangat membantu para pemain dalam menggambarkan bentuk fisik tokoh yang diinginkan. Misalnya, menggambarkan tokoh yang timpang kakinya, atau yang pincang kakinya, tokoh yang tangannya lurus, dan menggam- barkan tokoh-tokoh yang gerakannya secara cepat atau lambat.

d. Latihan Relaksasi (Pengenduran Ketegangan)

Mengendurkan ketegangan sangat penting karena tidak hanya mengendurkan otot-otot yang te- gang, melainkan juga mengendurkan pikiran yang kusut. Aliran darah dalam tubuh harus berjalan lancar, sedangkan denyut jantung harus berlaku normal. Semuanya harus dilatih untuk kendur agar tidak tegang. Relaksasi ini penting karena berhubungan dengan emosi dan mengendurkan otot, melepaskan semua ketegangan, dan memperlambat semua gerakan. Untuk mengatur gerak- an, emosi, ataupun lainnya harus dilakukan dengan sikap santai.

e.Latihan Konsentrasi dengan Gerak

Latihan konsentrasi dan latihan gerak bisa dilatih sendiri atau bersamaan. Misalnya, dalam mem- buat suatu gerakan tangan dengan diputar kemudian tangan yang satu ikut digerakkan, tetapi tidak boleh sama waktu memulainya. Kalau waktu dan gerakannya sama itu mudah dilakukan. Namun, kalau gerakan sama, tetapi waktunya tidak sama, gerakan itu sulit. Oleh karena itu, dalam latihan ini diperlukan konsentrasi. Gerakan tangan dapat ditambah dengan gerakan kaki, sekaligus mendengarkan musik yang seirama dengan gerakan. Terakhir gerakan yang dilakukan harus tetap. Misalnya, mendengar musik yang kemudian dilanjutkan dengan berjalan.

Semua gerakan tidak dapat dilakukan sesuai dengan keinginan apabila tidak disertai dengan konsentrasi. Inilah suatu contoh latihan gerakan bersamaan dengan latihan konsentrasi. Variasi latihan dapat dilakukan melalui bermacam-macam cara, terserah kepada guru pembimbing.

f. Latihan Perasaan dengan Gerak

Latihan perasaan dengan gerak merupakan latihan untuk suatu adegan yang untuk merasakannya diperlukan suatu gerakan. Ini erat kaitannya dengan latihan rasa pada pancaindra. Berikut adalah cara melakukan gerakan dengan perasaan.

1) Gerak waktu jalan dan kaki merasa sakit.

2) Dalam gerakan meraba dirasakan besar kecilnya benda.

3) Gerakan pada waktu mendengarkan sesuatu yang jauh.

4) Gerakan tubuh waktu berjalan sambil memikul benda berat.

5) Gerakan orang buta yang sedang berjalan, sambil meraba dengan tongkat. 6) Latihan suatu adegan yang menggunakan gerak disertai merasakan sesuatu.

g. Latihan Gerakan Menirukan Gerak yang Tidak Biasa

Latihan ini mencoba seseorang untuk memainkan peran di luar jangkauan pengalaman (yang tidak biasa dilakukannya). Misalnya, memainkan peran sebagai ular naga maka gerakannya seperti gerak-gerik yang dilakukan oleh seekor ular naga. Latihan gerakan ini dimaksudkan untuk me gerakan dan menguasai gerakan yang diinginkan. ngontrol tubuh dengan gerakan yang diinginkan. Seorang pemain harus dapat mengontrol setiap

h. Latihan Gerakan dalam Menguasai Ruang dan Latihan dengan Tempo

Latihan ini merupakan suatu latihan adegan yang dilakukan dalam ruangan. Misalnya, orang t kemudian berhenti dan dilanjutkan dengan jalan pelan. Latihan ini merupakan Latihan lari cepat praktik suatu adegan.

2. Teknik Olah Vokal

Manfaat olah vokal dalam kehidupan sehari-hari adalah mudah berbicara dengan lancar atau tidak tersendat-sendat. Misalnya apabila siswa diharuskan membaca di depan kelas. Latihan olah suara di atas pentas sangat membantu para pemain dalam mengucapkan dialog-dialognya. sangat penting bagi pertumbuhan siswa dalam berbicara. Untuk keperluan praktik, latihan olah suara

a.Pernapasan Pokok-pokok berlatih olah vokal menyangkut masalah-masalah berikut.

Pernapasan sangat penting dalam mengucapkan kalimat-kalimat yang panjang. Untuk mengatur napas, diperlukan teknik pernapasan yang benar. Dalam latihan pernapasan, diperlukan latihan- latihan yang teratur. Dalam olah vokal, latihan pernapasan dapat mengembangkan kemampuan perubahan-perubahan nada, tempo, dan irama. pengucapan kalimat-kalimat panjang dan meningkatkan kontrol pernapasan apabila menghadapi

Latihan pernapasan dapat dilakukan dengan cara

1) menghirup udara melalui hidung;

2) udara ditahan; dan

3) udara dikeluarkan lewat mulut perlahan-lahan.

Dalam latihan pernapasan, dicoba dengan membaca cerita atau sajak yang berupa kalimat- kalimat panjang. Dalam membaca kalimat-kalimat yang panjang dipraktikkan pengambilan na- pas di celah-celah kalimat yang tepat untuk istirahat/pause, kemudian dilanjutkan lagi.

b. Membuka Mulut/Laring

Laring erat hubungannya dengan suara yang terletak di bagian atas pipa suara dan terdiri atas sepa- sang pita suara. Apabila pita suara tersentuh oleh udara atau napas, timbullah suara. Laring dapat terbuka atau tertutup. Tertutupnya laring akan mencegah/mengurangi keluarnya suara hingga terasa penggunaan suara tidak benar. Apabila laring tertutup, akibatnya suara yang keluar akan datar dan waktu menghirup udara terdengar suara yang menyertainya.

Laring selalu terbuka apabila kalian menghendakinya. Caranya membuka mulut sehingga memberikan ruang udara yang cukup di bagian mulut sebelah belakang. Membuka laring dapat dilakukan dengan cara bernapas dan memberi ruang yang cukup di belakang mulut seperti ketika sedang menguap. Kemudian, lepaskan bersama dengan melepaskan udara. Suara ini dikembang- kan menjadi kalimat-kalimat pendek dan seterusnya.

c. Teknik Menyampaikan Ucapan

Teknik

menyampaikan ucapan erat hubungannya dengan akting dan emosi. Hal ini ada hubung- annya dengan pengaturan pernapasan, pengaturan irama, dan penekanan kalimat. Menyam- paikan ucapan berhubungan erat dengan penafsiran kalimat yang akan diucapkan. Latihan ini merupakan praktik gabungan dari latihan-latihan sebelumnya, latihan pernapasan, laring, diksi, dan artikulasi, irama, dan emosi.

Teknik ucapan belum dianggap jelas, sampai kalimat yang diucapkan terdengar satu persatu. Dalam menghidupkan kalimat, kalian memilih tekanan suara, keras atau lemah, irama panjang atau pendek, bergantung pada penafsiran kalian terhadap kalimat yang akan diucapkan, secara keseluruhan harus dalam kewajaran dan tidak merusak logika. Dalam latihan, kalian dapat meng- ulang kalimat yang tidak jelas, baik pelan maupun keras.

d. Artikulasi dan Diksi

Orang yang berbicara dengan kata-kata yang tidak jelas, dikatakan artikulasinya jelek. Agar suara- nya tidak datar, dalam pengucapan kata atau kalimat diberikan diksi dan penekanan agar suaranya bervariasi. Latihan dasar artikulasi apabila seseorang dapat mengucapkan huruf mati dengan baik dan jelas. Dalam teknik olah suara, diksi merupakan hal yang penting karena memberikan gam- baran tentang watak seseorang. Dengan diksi, kalian dapat mengetahui keadaan fisik seseorang. Misalnya orang tua yang giginya ompong atau orang tua yang sedang sakit.

Artikulasi erat hubungannya dengan gerak bibir dan lidah. Jika waktu berbicara bibir dan lidah ikut bergerak akan menghasilkan artikulasi yang baik. Latihan artikulasi dapat dilakukan dengan membaca atau berbicara yang diulang berkali-kali hingga ucapan menjadi jelas dan terang. Pada saat latihan hendaknya mulai dirasakan gerak bibir dan lidah hingga menghasilkan artikulasi yang baik.

e.Irama

Kalian semua menyadari bahwa apabila ada orang berpidato atau membaca dengan suara yang monoton akan membosankan. Begitu pula pertunjukan teater, penggunakan suara yang monoton akan membosankan penonton. Untuk berbicara lebih menarik, diperlukan irama yang dapat di- ciptakan melalui volume suara (tinggi rendah atau besar kecilnya), kecepatan/tempo suara (cepat atau lambat) nada (melengking atau merendah), pause atau pemotongan kalimat.

Cara latihan dilakukan dengan mencoba masing-masing unsur irama dalam cerpen atau berpidato. Setelah dicoba unsur-unsurnya, latihan digabung. Baik volume, tempo, pemotongan kalimat, pause, dan seluruh unsur digabung menjadi satu. Irama merupakan unsur yang paling penting untuk menarik atau memikat orang lain untuk didengarkan atau diperhatikan. f. Imajinasi Vokal

Seorang pemain drama atau sandiwara sebaiknya harus mampu menciptakan suara-suara yang tidak biasa dilakukan. Oleh karena itu, seorang pemain harus mampu memperkaya kemampuan vokalnya. Imajinasi vokal adalah suara atau bunyi yang muncul dalam imajinasi. Imajinasi vokal berbeda dengan suara sehari-hari. Seorang dalang dalam wayang kulit harus mampu membawakan suara berbagai tokoh. Dalang juga harus mampu membawakan berbagai karakter suara, misalnya orang sedang marah, sedih, atau gembira.

Teknik Olah Pikir

sentrasi, imajinasi, observasi, dan pikiran. Untuk mencapai penguasaan perasaan dan gerak yang baik diperlukan olah pikir yang meliputi kon-

a.Konsentrasi

Kemampuan berkonsentrasi pada setiap orang tidak sama, bergantung pada kebiasaan yang dimiliki dan pekerjaan yang dihadapi. Daya konsentrasi tersebut dapat dilatih dan dibiasakan. Usaha atau latihan yang terus menerus akan menghasilkan daya konsentrasi yang kuat dan dapat berta- han lama. Konsentrasi erat hubungannya dengan pikiran dan imajinasi. Daya konsentrasi dapat dilatih dengan memfokuskan pikiran pada satu hal secara terus menerus dan dengan latihan yang tidak diganggu oleh kegiatan lain.

Konsentrasi dalam pemusatan pikiran dan daya kesanggupan untuk mengarahkan/mem- fokuskan semua kekuatan rohani dan pikiran ke arah satu sasaran yang jelas secara terus-menerus. Hal ini akan sulit dilakukan apabila kalian tidak melatihnya dan membiasakannya.

Latihan konsentrasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1) Siswa dilatih untuk memusatkan pikirannya dalam membaca sesuatu.

2) Kemudian, siswa yang berlatih diganggu dengan suara-suara, musik, atau percakapan dengan percakapan dengan jelas, berarti belum berkonsentrasi. suara keras. Apabila siswa yang sedang berkonsentrasi masih sempat mendengar musik atau

3) Dalam suatu kelompok barisan, semua orang harus berkonsentrasi. Apabila dalam barisan itu nomor satu menyebutkan dua kata, nomor selanjutnya harus menirukan apa yang dikatakan di sebelahnya, kemudian menambah dengan dua kata lainnya. Nomor selanjutnya meniru- kan apa yang dikatakan oleh nomor sebelumnya, begitu seterusnya. Latihan konsentrasi ini dapat dilakukan hanya dengan ketekunan mendengar. Apabila sering melatih konsentrasi, ka- lian akan mempunyai kebiasaan tidak lekas goyah oleh gangguan peristiwa lain. Konsentrasi makin lama akan makin kuat.

b. Imajinasi

Imajinasi adalah daya khayal, gambaran sesuatu atau daya membayangkan sesuatu dalam pikiran. Hasil karya kreatif seseorang seniman umumnya selalu bertolak dan dimulai dari imajinasinya. Bayangan adalah gambaran tentang apa yang sedang diciptakan. Pikiran dan perasaannya menggambarkan sesuatu lewat imajinasinya. Imajinasi ini dapat cepat berkembang apabila sering digunakan dan sering dilatih.

Dengan latihan imajinasi, kalian mencoba latihan mencipta sesuatu dengan bayangan dan gambaran yang ada pada pikiran. Imajinasi adalah alam khayal, bukan keadaan nyata. Dengan imajinasi kalian dapat mengembara secara leluasa dalam dunia khayal yang kalian cipta.

Latihan imajinasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

1) Membayangkan suatu kejadian atau pengalaman, kemudian siswa menceritakan kembali khayalan tersebut.

2) Membayangkan tokoh yang akan dimainkan, dengan ketentuan watak, sifat, umur yang me- libatkan konflik dengan orang lain dalam tugas dan pekerjaannya.

Kemudian, siswa disuruh menceritakan kembali khayalan tersebut. Latihan imajinasi adalah latihan mengkhayal, membayangkan, dan menggambarkan secara imajiner dalam pikiran. Observasi

c.Observasi adalah mengamati keadaan di sekitar kalian. Pengamatan yang dilakukan dalam teater lebih mengenal permasalahan di dalam kehidupan secara lebih mendalam sehingga dapat meng- gambarkan kehidupan di atas panggung dengan baik. Seorang seniman teater harus mempunyai pengamatan yang tajam. Dengan pengamatan yang tajam dan lengkap dapat menyeleksi mana yang tepat ditampilkan sesuai dengan nilai artistik yang diinginkan.

Latihan observasi dapat dilakukan dengan cara mengamati tentang kehidupan di sekitarnya, tentang tokoh-tokohnya yang dilihat dari beberapa segi berikut.

1) Profesi : petani, tentara

2) Umur : tua, muda, remaja

3) Watak: keras, pemabuk, pendiam

d. Pikiran

Pikiran adalah alat batin untuk berpikir dan mengingat. Pikiran dapat berarti angan-angan, ga- gasan, dan pertimbangan. Pikiran erat kaitannya dengan inteligensi. Bagi seorang pemain, pikiran merupakan alat batin untuk menyampaikan keinginan, gagasan, atau pendapat. Pikiran merupa- kan kemampuan menangkap, menafsirkan, dan menganalisis. Latihan pikiran dapat berupa melatih diri mengemukakan pendapat, mendengarkan pikiran baru orang lain, dan mencoba memberikan kritik tentang apa yang disaksikan, atau memberikan komentar tentang apa yang sedang dihadapi. Latihan olah sukma, baik tentang konsentrasi, ima- jinasi, ataupun tentang emosi bagi siswa sekolah umum sangat bermanfaat terutama bagi dirinya dalam perkembangan jiwa yang dimiliki. Kebiasaan latihan konsentrasi menyebabkan siswa yang sedang belajar mempunyai daya konsentrasi tinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://borrowmarmotforester.com/ikk6dgxp6?key=2f06e78c20e057d49e30985f343b0f39 https://borrowmarmotforester.com/vku0xehca5?key=60798e1926f76e1ac3b0e649820b6850 https://pjjpp.com/fullpage.php?section=General&pub=758948&ga=g